Go Away from My Brother, Evil !!! Ch 1

swithya_chan’s fanfiction

Go Away From My Brother

Main Cast : Choi Soora, Kang Hyesoo, Kwon Jiyong (Big Bang), Choi Seunghyun (Big Bang)
Other Cast : Seungri(Big Bang)
Genre : Family, Romance | Rated : PG 15 | Length : Chapter
Disclaimer : Terinspirasi dari film “You Again”

Setelah nonton film “You Again” 2 tahun lalu, udah ada niat buat bikin film itu jadi fanfic dengan alur sesuai imajinasiku tentunya. Tapi karena banyak kendala, akhirnya baru bisa kebikin. Awalnya ingin aku bikin one shoot, tapi akhirnya molor jadi beberapa chapter 🙂

Untuk para siluman reader yang masih banyak beredar di sini, bertaubatlah!!

Happy reading!!^^

“Bagaimana bisa Eonni tak bisa menjawab teka-teki mudah seperti itu?” sindir Choi Soora, berusaha melenyapkan nada sinis dalam setiap kata-kata yang yang terlontar dari mulutnya.

Tak menggubris ucapannya, perempuan yang dipanggil eonni -secara terpaksa- oleh Soora itu hanya memberikan aegyo pada kakaknya, membuat Soora setengah mati menahan diri untuk tidak kabur ke toilet untuk mengeluarkan isi lambungnya.

Soora benar-benar tak habis pikir. Bagaimana bisa kakaknya yang menurutnya bisa mendapatkan perempuan sekelas penyanyi Park Bom atau Kim Tae Hee, malahan jatuh cinta dengan wanita iblis seperti perempuan di depannya itu?

Jangan salah paham, oke? Soora bukanlah anggota dari klan brother complex. Dia juga bukan gadis yang terobsesi dengan kakaknya. Dia hanya mengagumi kakaknya. Ayolah, siapa yang tak mengagumi seorang Choi Seunghyun? Seorang pria menarik dan tampan, serta aktor berbakat. Tak ada yang tak mengangguminya. Kakaknya memang luar biasa sejak dulu. Hal yang sangat kontras dengan Soora.

Aigoo, uri chagi begitu manis…”

Oke, Soora menyerah. Dia tak bisa menahan diri lagi untuk tidak kabur ke toilet. Pemandangan di depannya membuat rasa mual di perutnya semakin menjadi. Rencana untuk membuat calon kakak iparnya terkesan bodoh di depan kakaknya telah gagal total.

ooOoo

Awalnya, kehidupan Soora berjalan begitu sempurna. Dia mendapatkan berita pernikahan kakaknya di hari dia diangkat menjadi kepala editor di majalah fashion, tempatnya bekerja selama 5 tahun terakhir ini. Hari yang sangat sempurna bukan? Tapi saat dia kembali ke Busan, tempat kelahirannya yang hampir 10 tahun dia tinggalkan karena seseorang, dia baru menyadari jika ternyata dia salah besar. Ini tidak sesempurna seperti dugaannya. Ini mimpi buruk.

Bagaimana tidak? Dia yang awalnya begitu excited untuk bertemu dengan calon kakak iparnya, harus menelan semua kenyataan pamit. Dia, Kang Hyesoo, perempuan yang telah berhasil mengambil hati kakaknya itu ternyata adalah perempuan yang membuat masa senior high school-nya seperti neraka. Perempuan yang membuat membulatkan tekad untuk meninggalkan kota kelahirannya.

“Baiklah, Seungri-ya. Rencana pertama kita, gagal. Kita harus berlanjut ke rencana selanjutnya.” Soora menatap Seungri, sepupunya yang beberapa hari ke depan menghabiskan liburan semesternya di rumahnya.

Seungri menghentikan kegiatannya mengusap-usap Charlie, anjing kakaknya, menoleh ke arahnya. “Kita? Noona, seingatku aku tak pernah setuju untuk bergabung dengan misi penghancuran acara pernikahan Seunhyun Hyung.”

“Penghancuran? Yakk… Ini bukan misi untuk menghancurkan acara pernikahan Seunhyun Oppa. Ini misi penyelamatan,” ralat Soora sambil berusaha memelukknya coocker spaniel yang akhir-akhir ini mengabaikannya.

Noona…”

“Bagaimana dengan foto eksklusif Go Hara?” Soora menaikkan sebelah alisnya, memberikan penawaran pada sepupunya itu.

“Tak bisakah Noona memberi Hyesoo Noona kesempatan kedua?” ucap Seungri hati-hati. Yahh, Soora menceritakan semuanya pada sepupunya itu, mengenai hubungannya dengan Hyesoo dulu. “Sepertinya dia sudah berubah.”

“Mungkin aku bisa meminta Hara untuk menandatanganinya di sana,” imbuhnya tanpa menanggapi ucapan Seungri.

“Baiklah.”

Soora tersenyum penuh kemenangan. Tak sulit baginya untuk mendapatkan tanda tangan model itu, mengingat majalahnya akan bekerja sama dengannya untuk perayaan edisi ke-100. “Baiklah, begini rencana selanjutnya…”

Guk…’

Tiba-tiba Charlie bersuara sambil melompat dari pelukannya, berlari ke arah pintu. Soora mendengus pelan begitu melihat Charlie tampak menjilati kaki Hyesoo yang berada di samping kakaknya. “Sepertinya misi kita tak hanya untuk menyelamatkan Oppa, tapi juga Charlie.”

Seungri hanya mengangkat kedua alisnya seraya mengangkat bahunya. Dia tak tahu harus memberikan komentar apa pada kakak sepupunya yang menurutnya sudah sedikit gila itu.

ooOoo

Seorang gadis berambut pendek dengan kacamata minus cukup tebal terlihat menyusuri taman sekolahnya. Dia menoleh ke kiri kanan, seperti mencari seseorang. Sesekali dia menatap kertas note di tangannya.

Bisa kita bicara? Ada sesuatu yang ingin aku katakan.

Kwon Jiyong

Dadanya berdebar keras saat membaca deretan tulisan di note itu untuk kesekian. Kwon Jiyong, sunbae yang diam-diam dia sukai memintanya bertemu. Seperti mimpi rasanya.

“Yakk…. Choi Soora!!! Lihat ke sini.”

Gadis itu segera mendongakkan kepalanya, menuju arah suara itu dan….

‘Byur!!!’

“Hahahaha!!!” Terdengar suara tawa dari sekelompok perempuan yang ada di balkon.

“Nak…”

Soora tersentak. Dia mengerjapkan matanya berkali-kali, menghalau kenangan yang tiba-tiba menyusup di benaknya. Kenangan masa lalu yang dia harapkan tak pernah muncul lagi di kehidupannya.

“Kau baik-baik saja?” Suara ibunya terdengar kembali.

Soora mengangguk. “Ne, Eomma.”

“Kalau begitu, turunlah. Kita sudah sampai.”

Soora menoleh ke arah jendela di sebelahnya. Sebuah rumah yang cukup besar dengan latar belakang pantai tampak di depan matanya. Seulas senyum tersungging di bibir Soora. Pantai di Jeju memang yang terbaik. Yahh, Pulau Jeju menjadi tempat pilihan kakaknya serta calon kakak iparnya –yang akan segera dia jadikan mantan calon kakak iparnya- untuk melangsungkan pernikahan mereka.

“Oh ya, karena paman, bibi dan beberapa sepupu Hyesoo menginap, tidak keberatan kan jika kau dan Hyesoo satu kamar?”

Senyum dari bibir Soora menghilang seketika.

***

“Soora-ya, kau tak keberatan kan jika kau tidur di dekat jendela?”

Soora hanya berdehem pelan menanggapi ucapan Hyesoo. Dia segera melemparkan kopernya di atas ranjang, kemudian melangkahkan kakinya ke arah pintu. Dia tak bisa lama-lama berada dalam satu ruangan dengan iblis wanita itu. Namun baru beberapa langkah, dia berhenti dan membalikkan badannya. Tiba-tiba dia teringat dengan sesuatu.

“Apa kalian sering menghabiskan liburan di sini?” tanya Hyesoo yang sedang memasukkan pakaiannya di lemari.

“Ya, begitulah,” jawab Soora sekenanya. Dia tampak sibuk mencari sesuatu di laci pada nakas yang ada di dekat tempat tidurnya. Sudut bibirnya tertarik ke atas begitu dia menemukan benda yang dia cari.

“Menyenangkan sekali.”

Eonni, lihat ini sebentar!” Soora menyodorkan sebuah album foto. “Eonni mengenalnya?” Soora menunjuk sebuah foto yang menampilkan seorang gadis berambut pendek dengan kacamata tebal tampak tersenyum lebar di sana.

“Ini..” Jari-jari Hyesoo mengetuk-ketuk foto itu sambil mengamatinya, kemudian dia mengangkat wajahnya untuk menatap Soora, “…kau.” Dia tersenyum lebar. “Walau sedikit berbeda, tapi aku bisa mengenalimu.”

Soora menghela nafas pelan. “Eonni tahu kan jika dulu kita satu kelas di senior high school?”

Hyesoo mengangguk-angguk. “Sieomeonim (ibu mertua) yang mengatakan padaku.”

“Apa Eonni tak mengenaliku?!” Nada Soora sedikit menaik. Dia sudah kehilangan kesabaran.

Hyesoo sedikit terkejut. Dia terdiam sesaat. “Sepertinya Seunhyun Oppa belum menceritakan padamu.”

Ne?”

“Aku, Appa dan Eomma mengalami kecelakaan beberapa bulan setelah kelulusanku. Hanya aku yang selamat tapi aku mengalami sedikit amnesia.”

Soora terkesiap. Inikah alasan jika selama ini Hyesoo tak mengenalinya? Bukan karena penampilan Soora yang telah berubah tapi karena Hyesoo mengalami amnesia.

“Jadi maaf, aku tak bisa mengenalimu atau mengingatmu.”

Soora terdiam sesaat. Haruskah dia menghentikan misinya ini?

“Soora-ya..”

“Aku keluar dulu.” Segera dia meraih album foto di pangkuan Hyesoo dan melemparnya ke laci. Dia perlu mendinginkan kepalanya. Kenyataan yang baru saja dia ketahui ini cukup membuat isi kepalanya terasa jungkir balik. “Omo!!” serunya spontan saat dia yang baru saja keluar dari kamarnya menabrak seseorang yang juga baru keluar dari kamar yang ada di sebelah kamarnya.

“Eh…”

Sesaat Soora seakan merasa asupan oksigen di paru-parunya terhenti. “Sunbae…”

“Kau…”

“Jiyong-ah!! Kau sudah bertemu adikku ternyata.”

Soora menatap kakaknya yang entah dari mana muncul dan laki-laki yang baru saja ditabraknya bergantian.

***

Soora mengaduk-aduk sup di depannya tanpa berniat menyuapkannya ke dalam mulutnya. Pembicaraan orang-orang di sekitarnya membuatnya bosan. Dia menghela nafas pelan. “Eomma, aku keluar sebentar.”

Ibu Soora hanya memberikan tanda ‘ok’ dengan tangannya tanpa menoleh ke arahnya. Sepertinya ibunya terlalu asyik mendengarkan cerita calon menantunya mengenai rencananya tujuan bulan madunya.

“Baiklah, Soora. Sepertinya tak ada yang membutuhkanmu di sini,” gumamnya pelan seraya melangkahkan kaki ke luar. Menikmati udara malam di tepi pantai bukan ide yang buruk, pikirnya.

Angin pantai menyambutnya begitu Soora menginjakkan kaki di sana. Ahh, rasanya sudah lama dia tak merasakan ketenangan seperti ini. Dia memejamkan mata, mencoba merasakan aroma pantai yang terasa menyenangkan menurutnya. “Omo!” serunya terkejut saat mendapati sesosok laki-laki berdiri di hadapannya begitu dia membuka kedua matanya.

Laki-laki itu terkekeh pelan. “Ternyata kau mudah terkejut ya.”

“Bagaimana aku tidak terkejut? Sunbae selalu muncul di saat yang tak terduga,” rajuknya. Eh, tunggu! Apa dia baru saja merajuk? Sejak kapan dia bisa merajuk seperti itu?

Laki-laki itu, Kwon Jiyong tersenyum sekilas. “Aku baru tahu ternyata kau orang seperti ini.”

Soora terdiam, seraya menggigit bibirnya. Sepertinya reaksinya tadi terlalu berlebihan. “Mianhae.

Eh, untuk apa kau meminta maaf? Kau tak melakukan kesalahan,” ucap Jiyong. “Aku hanya sedikit terkejut. Kau sudah banyak berubah.”

Soora tersenyum kaku. Dia tak tahu harus bersikap seperti apa. Senang karena Jiyong memperhatikannya atau kecewa karena perhatian Jiyong hanya karena fisiknya yang telah berubah.

“Kau bukan lagi gadis pemalu yang sering membututiku sepulang sekolah.”

Eh..?” Soora membelalakkan matanya. Bagaimana bisa laki-laki itu tahu? Omo. Aniya. Sunbae salah orang. Aku tak pernah melaku-” Ucapan Soora terhenti begitu Jiyong menyodorkan sebuah benda tipis di depannya. Kartu pelajarnya!! Bagaimana bisa kartu pelajar miliknya yang hilang berada di tangan Jiyong?

“Kau menjatuhkannya saat di bus. Aku ingin mengembalikannya. Tapi ternyata kau sudah pindah sekolah di Daegu.” Suara Jiyong terdengar sedikit kecewa.

Gomawo, Sunbae.” Soora segera meraih kartu pelajar miliknya itu.

Untuk sesaat, keduanya terdiam.

“Apa kau ingin kembali?” ucap Jiyong memecah keheningan.

Karena merasa canggung, Soora pun menggeleng. Berharap laki-laki itu membiarkan dirinya di sini, menenangkan pikirannya. “Aku masih ingin di sini.”

Jiyong mengangguk-angguk mengerti. “Bagaimana jika kita jalan-jalan?”

“Eh.. Mmm, baiklah.”

Keduanya pun menyusuri tepi pantai, membiarkan kaki-kaki telanjang mereka menyentuh pasir dan beradu dengan ombak yang sesekali mengenai bibir pantai.

“Oh ya. Aku dengar dari Seunghyun Hyung, kau bekerja di majalah fashion sekarang?” Jiyong membuka percakapan lagi, mencoba mengatasi kecanggungan mereka.

Ne.”

“Pantas. Kau semakin manis,” lanjut Jiyong seraya mengacak pelan rambut Soora, membuat gadis itu merasakan wajahnya memanas.

Emm.. Bagaimana Sunbae mengenal Oppa?” tanya Soora menutupi kegugupannya.

“Aku mengisi soundtrack untuk film kakakmu.”

Soora menghentikan langkahnya, menoleh ke arah Jiyong dengan terkejut. “Oh, Sunbae seorang penyanyi sekarang?”

“Tidak sebenarnya. Aku lebih suka mengarasemen lagu tapi karena Seunghyun Hyung yang meminta, ya seperti inilah jadinya. Mungkin jika bukan karena kakakmu, aku tak akan melakukannya. Aku benar-benar mengaguminya.”

Soora tersenyum simpul. Bahkan seorang Kwon Jiyong pun mengagumi Seunghyun. Kakaknya memang luar biasa.

“Oh ya, bagaimana bisa kau bekerja di majalah fashion?” tanya Jiyong. Sekarang, keduanya duduk di tepi pantai, menikmati angin malam pantai.

Soora tersenyum simpul. “Aneh memang rasanya jika seorang gadis nerd sepertiku bekerja di majalah fashion. Kedengarannya seperti lelucon yang tak masuk akal.”

Nerd?” Jiyong menoleh ke arah Soora sambil mengernyitkan kening. Terdengar Jiyong menghela nafas cukup keras. “Siapa pun yang mengatakan itu, dia benar-benar buta. Kau orang yang hebat, Soora. Aku percaya saat kau melakukan sesesuatu, itu akan menjadi sesuatu yang luar biasa. Hanya saja rasa kurang percaya dirimu yang kadang sering menghambatmu.”

Tiba-tiba dia teringat sesuatu.

“Soora-ya, Eomma bilang kau ingin pindah sekolah. Ada apa sebenarnya?”

Soora tak menjawab. Dia memejamkan matanya, pura-pura tidur.

“Apa ada yang mengganggumu?” Seunghyun kembali bersuara. Dia tahu jelas jika adiknya itu tidak sedang tidur.

“Oppa…” Perlahan Soora membuka matanya, “Apa benar aku orang yang mengerikan?”

“Siapa yang mengatakannya?” Seunghyun terlihat emosi. Ingin rasanya dia menghajar orang yang mengganggu adik kesayangannya itu.

Soora menggigit bibirnya pelan, mencoba menahan tangis.

“Soora-ya, dengarkan aku. Cobalah untuk mempercayai dirimu sendiri. Kau gadis yang hebat. Saat kau melakukan sesuatu, aku yakin itu akan menjadi hal yang luar biasa.”

“Oppa…” Tangis Soora pun pecah seketika.

TBC

Tinggalkan komentar